Selasa, 02 Desember 2008



Perantaraan Sayyida Fatimah R.A

Mawlana Syaikh Muhammad Hisham Kabbani ar-Rabbani q.s.
24 September 2006


A`udzu billahi min asy-shaytaan ir-rajiim Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim Nawaytu'l-arba`iin, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu'l-riyaada, nawaytu's-suluuk, nawaytu'l-`uzlah lillahi ta`ala fii hadza'l-masjid

Ati` Allah wa ati` ar-Rasula wa uli 'l-amri minkum Di pertemuan sebelumnya kita mendiskusikan mengenai pernikahan Sayyidina 'Ali (r) dengan Sayyida Fatima (r) az-Zahra. Dan kita mengetahui bahwa Allah menciptakan seluruh alam semesta demi Sayyidina Muhammad (saw). law laka, law laka ma khalaqta al-aflaak. "Jika bukan karenamu, [Wahai Muhammad (saw)], Aku tidak akan menciptakan tubuh surgawi." Apapun yang Nabi (saw) inginkan, akan diberikan. Allah tidak pernah menolak permintaan Nabi (saw). Beliau (Nabi) tidak pernah berbicara kecuali wahyu yang diletakkan dilidahnya, ma yantiqa `an il-hawa in huwa illa wahyun yuha. "dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)" [An Najm 53:3-4]

Dengan segala keberkahan itu beliau menanyakan kepada anak perempuannya apakah dia akan menikahi 'Umar (r), ataukah Sayyidina `Ali (r). Meskipun Nabi (saw) mengetahui hal yang sebenarnya dan berhak memerintah kepada anak perempuannya karena segala perkataan beliau adalah wahyu, namun beliau tetap memberikan pilihan kepada Sayyida Fatima (r) az-Zahra. Grandsyekh berkata bahwa saat ini banyak orang tua yang memaksakan anak-anak perempuan mereka untuk menikah demi segenggam uang dan bila mereka menolak, maka mereka akan dipukuli. Beliau adalah mukaarim al-akhlaq, beliau tidak perlu memerintah/menyuruh, itulah adab yang baik, meskipun beliau dapat menyuruh anak perempuan beliau untuk menikah, namun beliau memilih bertanya,"Apakah engkau ingin menikah dengan Sayyidina `Ali (r)?" ? Dan Sayyida Fatima (r) az-Zahra menjawab,"Tidak." Dan kita sudah membahas ini dalam sesi sebelumnya. Tetapi Grandsyekh memberikan hikmah tersembunyi dari cerita ini. Ketika Sayyida Fatima (r) az-Zahra menjawab,"Tidak" mendengar jawaban ini muka Nabi (saw) memerah. Karena beliau pikir, ini point yang sangat penting dalam hal untuk mengajari kita dan memastikan kalian memahami poin ini. Muka beliau memerah, beliau malu. Beliau menyangka bahwa Sayyida Fatima (r) az-Zahra menolak menikah dengan Sayyidina `Ali (r) karena Allah memberikan Sayyidina `Ali (r) alis mata yang lebat dan panjang dan kedua alisnya seperti saling bertautan. Sayyidina `Ali (r) dikenal sangat kuat dan ketika sedang berkelahi dengan lawannya, beliau mengeluarkan banyak keringat dan alis matanya menahan keringat yang berjatuhan dari kening beliau seperti sesuatu yang mengumpulkan hujan dan mengalirkan keringat beliau ke samping muka. Dan Nabi (saw) berpikir karena keadaan Sayyidina `Ali (r) yang seperti itu maka Sayyida Fatima (r) az-Zahra lebih menyukai Sayyidina `Umar (r) yang memang lebih tampan.

Inilah point yang dimaksud dan tidak ditujukan bagi Nabi (saw), karena Nabi (saw) telah mengetahuinya. Kita katakan bahwa Nabi (saw) mengetahui segalanya dan ada pula yang mengatakan bahwa awliyaullah mengetahui segalanya. Jangan katakan,"Syekh mengetahui segalanya." Grandsyekh memberikan sebuah contoh jikalau Allah menginginkan NabiNya (saw) mengetahui segalanya maka terjadilah, Nabi (saw) akan mengetahui segalanya. Dan Allah pasti memberikan beliau ` uluum al-awwaliin wal-akhiriin. Tetap saja Grandsyekh mengajarkan kepada kita dengan memerahnya muka Nabi (saw) yang mengira Sayyida Fatima (r) az-Zahra lebih memilih Sayyidina `Umar (r) yang lebih rupawan.

Apabila Allah menghendaki seorang wali untuk mengetahui sesuatu [yang diwarisi sang wali dari samudera pengetahuan Nabi (saw)] maka dia akan mengetahuinya. Tetapi jikalau Allah tidak berkenan, maka pengetahuan itu akan diblok. Jadi, awliyaullah pun bisa saja mengalami ujian. Banyak manusia berpikir kalau mereka telah meraih tingkat spiritual tinggi. Setinggi apapun tingkatan spiritual yang kalian raih apabila Allah tidak berkenan kalian untuk mengetahui sesuatu, maka akan terjadi blok/batasan-batasan, Allah yang memberikan blok/batasan tersebut. Ini merupakan point yang penting. Karena semua orang berpikir mendapat sebuah inspirasi yang didengarnya melalui telinga; ini mungkin saja tidak benar.

Saya pernah mendiskusikan hal ini dengan seseorang, dan seperti yang kalian ketahui saat ini, ribuan e-mail datang dan ribuan kali telepon berdering kesemuanya melalui sebuah server yang akan memfilter mana yang benar, yang berarti dan yang tidak berarti. Mana yang bermasalah dan mana yang tidak bermasalah. Ada satu server besar untuk memfilter e-mail yang berdatangan tersebut. Telinga kita juga seperti ini, ribuan sinyal berdatangan. Kita harus dapat memfilternya. Jika tidak, maka semua sinyal akan tercampur aduk seperti sup. Sayyidina Adam (as) sebelumnya merupakan seorang Nabi yang bertempat tinggal di surga, kemudian apa yang terjadi? Fawaswasa lahuma asy-syaitanu liyubdiya lahuma ma wuuriya `anhuma min sawaatihima wa qaala maa nahakuma rabbukuma `an hadthihi asy-syajarati illa an takuuna malakayni aw takuuna mina alkhalidiina Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". [Al A'Raaf 7:20]

Setan datang dan membisikkan ke telinga mereka (Sayyidina Adam (as) dan istrinya) memberitahukan bahwa mereka salah dan mempermalukan diri sendiri. Setelah mereka mendengarkan bisikan itu apa yang terjadi? Semua bagian pribadi mereka tersingkap. Jadi, apa yang mereka lakukan? Mereka mulai mengambil dedaunan untuk menutupi diri mereka.

Jadi, jangan mengekspos diri kalian...kalian pikir yang datang kepada kalian benar adanya, Allah telah memberitahukan mereka (Sayyidina Adam (as) dan istrinya) untuk tidak memakan buah dari pohon tersebut, karena Allah tidak menginginkan keduanya menjadi 2 malaikat yang akan hidup selamanya. Mereka mencampur adukkan antara inspirasi yang sebenarnya (dari Allah) dengan (bisikan) dari Iblis dan mereka tidak memfilternya. Kemudian apa yang terjadi? Mereka turun ke bumi. Jadi, apabila datang sesuatu -inspirasi/bisikan- jangan lantas berkata "Inilah kebenaran." Cobalah untuk memfilternya. Cobalah untuk memperjelas agar kita tidak melakukan sesuatu kesalahan perlu adanya dilakukan pengecekan terhadap apa yang kita terima. Jadi, Grandsyekh berkata bahwa terkadang manusia tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan akan bingung. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Letakkanlah di mizan, hukum Syariah dan pertanyakan apakah hal tersebut dapat diterima dalam hukum Syariah atau tidak. Grandsyekh berkata jika kalian pikir hal itu tidak dapat diterima, maka tinggalkanlah karena hal tersebut hanyalah sebuah bisikan bukan suatu inspirasi. Karena inilah kita harus berhati-hari dengan apapun yang datang dari telinga kita..

Grandshaykh, semoga Allah merahmati beliau, pernah bercerita tentang seorang wali yang berkata,"Ya Rabbii, saya tidak suka dengan malaikat-malaikatMu." Awliyaullah memang seperti itu. Mereka dalam keadaaan hal, ekstasi. Beliau berkata,"Saya tidak suka dengan malaikat-malaikatMu. Saya tidak menerima mereka; semua malaikat." Allah berkata,"Mengapa engkau tidak menerima mereka? Mereka malaikatKu." Artinya ,"Kau akan masuk ke dalam api neraka." Sang wali menjawab,"Saya akan pergi ke api neraka, tapi saya tidak menerima mereka." Inspirasi datang ke dalam hatinya, bahwa dia akan masuk ke dalam api neraka. Sang wali berkata,"Saya lebih baik masuk ke dalam api neraka daripada menerima mereka." Kemudian Allah bertanya,"Mengapa?" Para awliyaullah memiliki hatif, kita menyebutnya sebagai telepon surgawi, sambung langsung surgawi sehingga awliyaullah dapat mendengar. Bukan berarti awliyaullah dapat mendengar secara langsung namun mendengar tetapi mereka mendengar Kehadirat Illahi melalui para malaikat. Tapi sang wali tidak mau menerima hal ini, walaupun dia mendengar melalui para malaikat. Sang wali berkata,"Kirimkan saya ke dalam api neraka, saya lebih bahagia berada disana daripada duduk bersama mereka (malaikat)." Allah bertanya,"Mengapa" Sang wali menjawab," Karena ya Rabbii ketika Engkau memerintahkan mereka sesuatu, mereka malah mengkritik dan mengeluh." Dia bertanya, "Apa yang mereka keluhkan?" Ya Rabbii, Engkau berfirman:Wa id qaala Rabbuka lil-malaikati innii ja`ilun fii al-ardi khaliifatan qaluu ataj`alu fiiha man yufsidu fiiha wa yasfiku ad-dimaa wanahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu laka qala innii a`lamu ma la ta`lamuuna Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". [Al Baqarah 2:30]

Wali ini berkata diatas lidah Grandsyekh. Perhatikanlah awliyaullah begitu banyak pengetahuan yang mereka tahu. "Engkau berfirman, ya Rabbii, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata, 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?'" Artinya para malaikat menentang perkataan Allah. Mereka harus berkata (ada yang berkata sami`na wa ata`na sehingga Mawlana membenarkannya .pent),"Benar, sami`na wa ata`na." Allah berkata,"Aku lebih tahu daripada kamu." Karena para malaikat berbuat seperti itu, apakah yang Allah lakukan? Dia mengajari Adam (as) semua Nama. Wa `allama adama al-asmaa kullaha thumma `aradahum `ala al-malaikati faqaala anbiuunii biasmai haulai in kuntum saadiqiin Qaaluu subhanaka la `ilma lana illa ma `allamtana innaka anta al-`aliimu al-hakiim. Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." [Al Baqarah 2:31-32]. Karena perkataan para malaikat, Allah ingin memperlihatkan kepada mereka bahwa Adam (as) lebih terhormat dari mereka. Jadi, Allah mengajari Adam (as) nama-nama. Menurut kalian nama-nama apa? Nama saya dan kalian? Demi cahaya Sayyidina Muhammad (saw). Allah mengajari Sayyidina Adam (as) nama-nama, artinya Dia memberikan Sayyidina Adam (as) kesempatan meraih cahaya Sayyidina Muhammad (saw) yang ada di kening Sayyidina Adam (as) dan Dia mengajari nama setiap ciptaan yang Allah ciptakan dalam setiap kesempatan. Dia memerintahkan kepada malaikat,"Sebutkan nama-nama (benda-benda) seluruhnya." Para malaikat menjawab,"Kami tidak tahu." Dan kemudian Allah berkata kepada Sayyidina Adam (as) untuk menyebutkan nama-nama tersebut. Qaala ya adamu anbihum biasmaihim falamma anbaahum biasmaihim qaala alam aqul lakum innii a`lamu ghayba as-samawati wal-ardi wa a`lamu ma tubduuna wa maa kuntum taktumuun Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" [Al Baqarah 2:33] Lalu wali berkata,"Itulah alasan saya tidak menyukai mereka, mereka tidak mendengar dan mematuhi Engkau."

Jadi awliya ini sangat dicintai Allah. Awliyaii tahta qibaabii laa y`alahum ghayrii. "Para awliyaKu berada dalam kubahKu, tidak ada yang mengetahui mereka kecuali Aku." Saya berkata kepada setiap orang, kecuali Nurjan, tapi terutama bagi seseorang yang dia tahu selalu berbicara kepada setiap orang. Jadi inspirasi harus difilter. Kalian tidak mengambil semuanya dan mulai berbicara (memberitahukan kepada orang lain .pent) Ketika kami masih muda, saya dan Shaykh Adnan, apapun yang Grandshaykh katakan kami terima bulat-bulat bisa dikatakan kami benar-benar menjadi buta, itulah yang benar. Sangat tergila-gila karena cinta. Kapanpun inspirasi atau bisikan datang ke telinga kami semuanya tercampur aduk, seperti sup. Bagitu tergila-gilanya kami sehingga menyebut Grandsyekh dalam berbicara dan mendo'akan beliau serta mengatakan sesuatu yang kadangkala melampaui batas. Atau ada suatu diskusi tentang suatu persoalan dan kami mengatakan begitu saja inspirasi yang datang kepada kami. Kami masih muda. Tergila-gila, kadangkala Grandsyekh berbicara secara pribadi dan kalian tidak dapat menyebarkan isi pembicaraan ini kepada yang tidak akan mengerti dimensi spiritual yang kalian katakan. ( Ada seseorang yang menyebarkan apa yang dia bicarakan dengan Grandsyekh secara pribadi .pent) Jadi, mereka menginginkan penjelasan sehingga mereka memanggil dia. Dan kami harus mengikut sertakan Grandsyekh yang akan mengawasi. Jadi, kalian harus sangat berhati-hati, Kadangkala persoalan spiritual diberikan kepada kalian dan kalian harus dapat mengemban beban itu. Kalian tidak bisa malah mengirim ke internet yang justru malah membuat suatu persoalan yang tidak ada gunanya.

Kita kembali ke cerita mengenai Sayyida Fatima (r) az-Zahra `alayha as-salaam yang pada Hari Perhitungan sebelum dimulai, beliau akan berkata,"Ya Rabbii, berikanlah mas kawin saya." Mas kawin beliau adalah seluruh Ummah. "atau pernikahan saya dengan Sayyidina `Ali (r) tidak lengkap." Jadi, Allah swt akan memberikan seluruh Ummah kepada Sayyida Fatima (r). Perhatikan untuk seorang wanita. Perhatikan bagaimana Allah menghormati Ahlul-Bayt. Dan menghormati wanita karena wanita adalah wanita dan pria adalah pria. Perhatikan Sayyida Fatima (r), bahkan sebelum menuju ke sirat. Grandshaykh berkata bahwa Allah akan memberlakukan keadilanNya. Manusia neraka akan masuk neraka dan manusia surga akan masuk surga. Dan Sayyida Fatima (r) akan memohon agar diberikan mas kawinnya. Hal tersebut terjadi sebelum perantaraan Nabi (saw). Satu wanita akan menyelamatkan mereka. Sekarang apakah kalian berharap Nabi (saw) menjadi perantara? Perantaraan beliau adalah untuk memakaikan seluruh Ummah dengan manifestasi pengampunan/belas kasihan yang datang pada Hari Perhitungan. Dengan adanya perantaraan dari Sayyida Fatima (r), mereka akan dibawa ke surga dan dengan perantaraan Nabi (saw) mereka akan naik ke tingkatan tertentu : alladziina an`ama Allahu `alayhim mina an-nabiyyiina was-siddiiqiina wasy-syuhadai was-saalihiina wa hasuna ula'ika rafiiqa Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [An Nisaa' 4:69]. Wa min Allah at-tawfiq bi hurmatil Fatiha.

Tidak ada komentar: